mari mencari kita mencari..

Minggu, 28 Juni 2009

Khayalan Bodoh Seorang Sahabat

Ini adalah cerita bodoh teman kampus saya namanya Arfan, seorang penghayal tingkat rendahan, yang sering menceritakan khayalan yang saya selalu cari tahu apakah hikmah dari setiap ceritanya.

kadang saya selalu bertanya padanya, apakah ada untungnya berkhayal seprti itu? apakah kau mendapatkan hal yang berguna dari semua khayalan itu?, dan dia mengakui tidak ada keuntungan apa-apa dari semua khayalan itu, seorang pengkhayal akan mendapatkan motivasi untuk lebih maju, seorang pengkhayal bisa mendapatkan inspirasi untuk menuangkan sebuah cerita kedalam sebuah tema, sejenak saya berfikir apakah ini yang selalu saya lakukan pula, mendapatkan semua dari apa yang saya lihat dan saya rasakan semua melebur menjadi satu kedalam sebuah kerangka cerita yang membentuk segala hal yang selalu terbayang dibenak saya, biarpun itu tidak akan pernah terjadi.

Teman saya selalu berkhayal tentang hidupnya, merangkainya menjadi suatu yang terdengar indah, semua dia kreasikan bagaikan sebuah drama penuh harapan yang akan terjadi dalam hidupnya biarpun itu tidak mungkin.

Andaikan saya adalah seorang yang sedang bermimpi hari ini, andaikan saya sedang tertidur dan berada dalam mimpi seorang yang sedang terbaring koma di ruang ICU, andaikan saya adalah Penderita Jantung koroner yang terjatuh saat merasakan hal terberat dalam hidup saya, ceritanya pada saya.

Arfan bercerita, berkhayal seolah-olah saya adalah dirinya, seolah-olah saya adalah seorang yang sedang bermimpi saat ini, hingga saya terus mandalami ceritanya, mencoba menjabarkan dari awal ceritanya.

Kembali ke beberapa tahun yang lalu, saat kepahitan yang mulai memakan hari-harinya dengan kecemasan kecurigaan dan ketamakan atas semua yang telah ia miliki. semua sekejap berubah menjadi sebuah tekanan saat dia benar-benar butuh seseorang yang ia harapkan bersamanya, menemaninya, saat gelisah dan cemas, berawal dari kecurigaan terhadap seseorang yang dia miliki, kecemasan dan ternyata hanya kecemasan yang berlebihan yang menimbulkan kecurigaan yang seharusnya tak perlu dia fikirkan.

setelah memastikan kerumah Tika kekasihnya, dan pulang dengan hati yang sangat tenang, sesampainya dirumah dan beristirahat sebentar setelah tidak dapat tidur nyenyak semalaman suntuk, tiba-tiba ada sebuah pesqan pendek ke ponselnya, berisi pesan perpisahan yang sangat tidak jelas apa masalahnya, sesaat jiwanya tersentak, terdiam dan hanya bisa melihat, dan berusaha menghubungi Tika pasangannya, saat ditelepon Hanya ada temannya yang menjawab dia menyampaikan bahwa Tika tidak ingin berbicara dengannya hanya menangis tak jelas mengapa, Arfan bingung bukan kepalang ia hanya bisa meratapi mengapa bisa terjadi seperti ini, biasanya sesulit apapun masalah seberat apapun bisa mereka selesaikan dengan kepala dingin biarpun tidak selalu menghindari pertengkaran dan silang pendapat.

Bertahun-tahun kami menjalani hubungan dengan penuh perjuangan mempertahankannya biar apapun masalahnya, katanya dan kini saya hanya bisa termangu melihat apa yang saya hadapi.
berbulan-bulan dia menjalani hidup dengan penuh bayangan tentangnya, bercerita-bercerita dengan orang lain menanyakan apa ada yang salah dengan dirinya, mereka hanya bilang semua yang berlalu sudahlah biar semua terlewatkan, kamu hanya terlalu baik untuknya, mungkin ada diluar sana yang bisa menghargai apa yang bisa kamu berikan padanya.

Diluar dugaan semua pendapat dan saran positif yang orang-orang terdekatnya bahkan seorang yang pernah bersamanya beberapa tahun silam, tidak dihiraukannya, hanya ada dendam hanya ingin membalas apa yang pernah dilakukan Tika padanya selama ini, Arfan berfikir bahwa bertahun-tahun Tika bersama dengannya hanya ingin memanfaatkan segala yang bisa dirinya berikan pada Tika biarpun itu tidak mewah, biarpun hanya berjalan-jalan ke toko buku bila tidak memiliki uang yang cukup untuk nonton bioskop atau makan dicafe, dia hanya berfikir cinta yang sederhanya dan apa adanya adalah suatu yang indah dan bisa dikatakan murni dan tulus.

tampaknya apa yang telah terjadi pada dirinya sangat menghancurkan dirinya hingga akal sehatnya, dia menjadi lebih buruk dari apa yang pernah dia lakukan sebelumnya, dia terus menyakiti dan menyakiti hati orang yang dekat dengan dirinya, memberi harapan untuk orang untul mencintainya namun setelah orang -orang itu mencintainya labih dalam dia akan menyianyiakanya, dengan delalu beralasan tidak ada cinta yang murni, tidak ada yang namanya cinta sejati, semua hanyalah dongeng dan khayalan para pujangga dan penulis novel-novel cinta belaka. dengan berdasarkan sudut pandang seperti itulah ia hidup menjalani hari-harinya yang dipayungi oleh gelap mata akibat dendam yang berlebihan.

Hingga dia mendapatkan seorang teman yang dia tidak sengaja berkenalan dari sebuah toko buku dikota ini, dia tidak sengaja berkenalan saat berebut sebuah buku biografi tentang Albert Enstein, Fikartini Hermawan adalah seorang anak SMA yang masih kelas 3 saat itu, pada awalnya mereka bertengkar dan saling menggerutu akibat buku yang di rebutkan rusak dan salah satu diantara mereka harus ada yang membeli buku tersebut, mereka saling egois dan tidak mau mengaku salah dan membeli buku rusak tersebut.

Dan pada akhirnya keadaan yang membuat Fika membayar buku itu, setelah Fika membayarnya buku itu dilmparnya ke kaki Arfan, dan manangis keluar. sejenak pemikiran egois dan tak berperasaan Arfan untu menjadikan Fika menjadi target penipuan dia selanjutnya muncul, dia menghampiri Fika yang terduduk di depan mall sambil menagisi hal yang baru saja terjadi, disodorkannya buku biografi itu pada Fika, dia meminta maaf dan menmberikan uang yang Fika keuarkan untuk membeli buku tadi, " biar saya ganti nanti dengan buku yang lebih bagus, di toko buku langganan dkat kampus saya mungkin ada" bujuk Arfan.

setelah itu mereka berkenalan hingga mereka saling menanyakan nomor telepon satu sama lain, setlah beberapa lama mereka saling mengenal dan dekat, Fika menceritakan suatu hal yang tadinya sama sekali tidak inin ia ceritakan pada Arfan, ternyata Fika memiliki pacar dan mereka sedang bertengkar hebat, mereka memutuskan untuk berpisah sementara hingga mereka saling menyadari apa kesalahan dari setiap diri masing-masing.

dan disinilah keluasan Arfan diuji, apa yang akan dia lakukan menjadi egois atau bahkan membantunya hingga fika mendapatkan apa yang dia dapatkan, yaitu kembali bersama kekasihnya yang sedang bertengkar hebat. Arfan benar-benar memikirkan apa yang dia lakukan apabila menjadi salah satu diantara mereka berdua. ternyata ada sedikit pintu hatinya yang terbuka untuk menjadi seorang positif thinker, biarpun dia mengetahui bahwa Fika bukanlah wanita yang sebaik dan sesempurna yang dia fikirkan, fika juga adalah seorang pemain hati, namun dia memiliki sebuah kesadaran dia ingin mencoba untuk menjadi lebih baik dengan kekasihnya yang sekarang, namun saat hal itu terpikirkan entah mengapa semua menjadi sangat berat, kepercayaan dan saling menghargai sulit sekali terwujudkan.

Fika berencana membuat kejutan di hari ulang tahun kekasihnya memberinya hadiah ulang tahun yang sangat berkesan, Albert Enstein adalah ilmuan kegemaran kekasihnya itu, mereka berkenalan di saat kelas 2 SMA, saat menonton Film dokumenter Biografi tentang Ilmuan, dan karena beberapa pertanyaan tentang Albert Enstein-lah yang membuat mereka dekan dan saling mencoba untuk menyayangi sampai saat pertengkaran yang hrus memisahkan mereka sementara itu terjadi. Ternya karena itulah Fika sangat marah dan kesal pada Arfan saat ditoko nuku hari itu.

Setelah memikirkan semuanya, hal-hal yang ternyata terjadi pada masa lalunya, Arfan tidak ingin hal ini terjadi pada Fika, entah atas dasar apa, cinta? dia rasa tidak, dia sendiripun tidak pernah mengerti, yang ada dibenaknya hanyalah tidak ingin ada Arfan-Arfan yang lain mengalami hal yang sama dihadapannya, apalagi orang yang baru dikenalnya dan langsung saat ini, biarpun konflik terjadi diawal perkenalan mereka.

Pemikiran bahwa semua perempuan hanya pembohong dan penipu, sejenak dia singkirkan. dia hanyalah seorang lemah dia tahu sebuah hal lain menantinya didepan sana,sebuah perasaan yang selalu membuatnya gelisah yang bahkan dirinya sendiripun tidak mengerti apa itu,hanya dia merasa harus melakukan hal terbaik, sebisanya sebaik mungkin yang berguna untuk orang lain, dia merasa sudah cukup untuk menjadi seorang pendendam.

biar baru mengenal, biarpun tidak terlalu mengerti semuanya, namun mungkin perasaan Fika atau kekasihnya sama seperti dia beberapa bulan lalu. Keadaan memaksa Arfan untuk membantu, ya mungkin biar hanya membelikan biografi dan membungkusnya dengan kado, ya semoga saja dapat membantu biarpun tidak banyak.

Beberapa minggu berlalu begitupun hari dimana Fika harus memberikan biografi yang diberikan Arfan padanya, Fika tidak pernah sama sekali mengabari bahkanmenghubungi Arfan sejak hari terakhir mereka bertemu, saat kado tersebut diberikan pada Fika. setelah beberapa bulan yang berlalu banyak hal yang telah Arfan lakukan bahkan dia sudah sedikit melupakan pengalaman dan orang-orang yang merubah pola fikirnya 180 derajat, khabar terakhir menyebutkan mahasiswi baru bernama Fikarrtini Hermawan menjadi Juara lomba karya tulis sefakultas yang lumayan menghebohkan, mendengar hal itu Arfa segera memastikan, ternyata dialah seorang Fika yang beberapa tahun lalu membantunya melupakan segala penat masa lalu dan dendam yang membutakan mata hatinya.

Biarkan saja dia berlalu melupakan apa yang telah terjadi beberapa tahun lalu, hal yang besar dalam hidupnya, setelah terakhir memandang wajah ceria Fika bersama seorang Pria seumurannya, yang mungkin adalah laki-laki yang membantu dirinya mengubur hari-hari kelam pahit masa lalunya mata terasa berat disertai badan melemas dan terjatuh pingsan tak sadarkan diri yang dia rasakan hanya panggilan Fika yang berlari kearahnya, dia merasa bersyukur dan bahagia karena Fika masih mengingatnya.

Dalam gelap hanya ada suara Fika terdengar pelan " semua sudah berakhir bangunlah, hargailah hidupmu, hargailah orang yang bersamamu selama ada kesempatan". suara yang terus terdengar berulang ulang menyemangati dirinya untuk membuka mata, tanpa disadarinya telah berdiri orang-orang yang menanti kesadarannya, Orang tuanya, saudara laki-lakinya, teman-temannya, dan Tika. Memandang haru pada dirinya, Sedangkan Arfan hanya bisa memandang ke pintu luar berdirilah seorang wanita yang hadir di mimpinya, seolah-olah mengatakan saya adalah malaikat penjagamu. sejak saat itu semua kembali seperti biasanya, Arfan menjalani hidupnya dengan beberapa pelajaran yang berarti bagaimana menyikapi masalah dalam kehidupan, kembali ke aktivitas biasanya, pergi ke kampus, pergi ke toko buku bersama Tika dan menjalani hari-hari apa adanya, tanpa kemewahan, tanpa berlebih-lebihan, tanpa ada hal yang harus dicurigai.

Persis sepertiinti sebuah Film yang saya tonton bersama sepupu saya minggu lalu,

"semakin dalam sepasang manusia mencintai maka semakin besar rasa ingin tahu sehingga menimbulkan kecurigaan yang berlebihan yang bisa menipiskan rasa untuk saling percaya satu sama lain."

Biar bagaimanapun ini hanya cerita Khayalan bodoh Arfan pada saya, tak seperti pemikiran Arfan yang terlalu menginginkan untuk mengulang masa lalu dan memperbaikinya hingga menjadikan sebuah kisah hidup yang dia inginkan. Biarkan saja semua masa lalu itu berlalu. Kebersamaan dengan orang yang telah lalu, tidak seharusnya menjadi patokan, masih banyak petualangan yang menunggu untuk kita lalui dimasa yang akan datang, biarpun bebrapa tahun bersama dengan segala kenangan manis dan pahit, hanyalah selembar bahkan sebait cerita dalam kehidupan setiap manusia. masih ada ratusan bahkan ribuan bait cerita lain yang seharusnya menjadi patokan dalam bertindak, dalam bermotivasi, dan berkarya. penyesalan hanya datang dan berlalu sesuai berjalannya waktu mengapa tidak menengok ke depan, hanya melihat lubang menganga di belakang dan terus dibayangi pertanyaan "mengapa kita bisa terperosok kesana?". masih ada lubang-lubang yang lebih dalam dan terjal didepan yang harus kita hindari dan dilalui.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar