mari mencari kita mencari..

Selasa, 30 Juni 2009

Seberapa kuat kita menahan rasa Takut

Hari ini Danu terlihat sangat bahagia, entah mengapa dia terlihat seperti itu. Padahal disetiap hari sejak saya mengenalnya di sebuah kafe kecil disudut kota dia tidak pernah tidak pernah terlihat tersenyum bila tidak perlu. Hari itu saya sedang makan siang bersama Anti tean kampus saya setelah dari pagi saya berputar-putar kota bandung mencari sekolah hari itu mengadakan pentas seni dan ingin diliput untuk sebuah artikel majalah di kampus.

Danu adalah seorang teman saya, dia adalah satu dari sekian banyak seniman jalan disana yang saya kenal. saya mengenalnya dikafe itu karena dia sering sekali makan dan duduk-duduk sambil minum kopi untuk menghilangkan penat setelah seharian mencari ide untuk setiap lukisannya.

Namun siang itu dia tampak melukis diluar kafe terbuka tempat saya makan, sejenak saya perhatikan si pelukis yang biasanya berlaku dingin pada setiap orang, namun entah mengapa tidak hari ini, saya memperhatikannya sambil berbincang-bincang dengan Anti tentang Danu dan kesehariannya, sudah kira-kira sebulan saya mengenalnya, ya terkadang saya juga minta dilukiskan oleh dia, namun biar kenalpun dia tetap saja terkadang asih ddingin dan tersenyum bila ia mau dan bila hal itu perlu dilakukan. haha Anti tertawa saja mendengar cerita itu, " kenapa kita tidak wawancara dia saja ram?" tanya Anti. Oh iya ya lagipula saat itu kami tidak mendapat berita banyak soal pentas seni yang kami cari, "yadah, aduh kenapa tidak kepikiran dari tadi, tunggu dulu Ti biar saya tanya dia dulu." bilang saja pada Anti sambil menggalkan kursi saya menghampiri Danu di depan kafe.
Setelah saya dateng dan berbincang sedikit, saya menawarkan untuk duduk dan minum kopi dikafe, "nanti dulu Ram tunggu lima menit ya, saya lagi tanggung ni." kata Danu. yasudah setelah itu saya kembali ke meja kafe, saya belum menanyakan apakah dia mau diwawancarai hari itu, sambil menunggu Danu saya mengisi waktu dengan ngobrol-ngobrol dengan Anti.

Beberapa saat Akhirnya Danu menghampiri meja kami, dan duduk di sebelah kanan saya, saya pun memesan dua kopi dan satu teh untik Anti, "Saya mau certa ni ram.." Kata danu pada saya, "Mau cerita apa?eh kenalin dulu dong Dan, ni Anti, teman Sekampus saya." kata saya, setelah mereka berkenalan dan menanyakan bebrapa hal selayaknya orang yang baru berkenalan, saya kembali bertanya pada Danu, mau bercerita tentang apa tadi.

setelah itu danu pun menceritakan hal yang paling menakutkan pada dirinya, yang membuat dia menjadi lebih ceria dari hari biasanya hari itu, namun saya masih belum mengerti apa yang membuat dia merasa takut sampai harus seperti itu. Akhirnya dia mulai bercerita, "hm kalian diam saja dan dengarkan ya, kalo mau bertanya tidak mengerti, tanyakan saja tidak apa-apa."

Dari ceritanya dapat dijabrkan kalau dia sangat takut sekali hari ini, dia tidak ingin hal bodoh kebali menghampiri dirinya membuat dia kembali terjatuh dalam lubang yang sama, Hal dari masa lalu kembali menghampirinya, memberi harapan, entah apa maksud dari harapan itu, hal yang pernah ada dihari-harinya, seseorang yang pernah menjadi bintang paling terang dalam hidupnya, namun telah lama pula dia putuskan untuk brusaha melupakannya, biarpun sampai hari ini dia tidak akan pernah bisa melupakannya, kemarin orang ini kembali lagi setelah beberapa saat menghilang dan tidak peduli.

kini orang itu memang kembali, entah untuk apa sampai hari ini dia tidak tahu, berhubungan kembali biarpun tidak sehangat dahulu, hal ini membuatnya takut, hal ini terus membuat dia bingung dan selalu terbayang, dan serasa mengiris tangannya sendiri dengan silet.

"Saya takut, saya takut perasaan itu kembali Ram." keluhnya pada saya, perasaan bingung yang ketakutan itu merasa ingin muntah, membuat dia selalu merasa sangat takut untuk bertindak, orang pendiam biasanya akan sangat terlihat dari raut wajahnya bila ia sedang sedih, dia mengetahui akan hal itu maka dari itu dia sangat ceria hari ini. menutupi semua kesedihan dibalik matanya dengan tawa dan canda.

Banyak orang kuat diluar sana, ada orang yang lemah, ada orang yang berhati teguh, dan sangat kejam sekalipun, ternyata semua itu tidak memastikan seberapa kuat mereka dapat merasakan sakit hati, terkadang orang kuat atau kejam sekalipun takluk dan bergelap-gelapan dengan dendam melakukan hal-hal bodoh ditengah gelap matanya, bahkan ada orang yang lemah tidak bisa melakukan apa apa terbatas dalam segala hal yang bisa menahan semua itu sampai rasa sakit itu hilang dengan sendirinya, bahkan seorang seniman jalanan yang terlihat sangat tegar sangat kuat pendirian dingindan tak ada celah kelemahan dalam dirinnya, tidak mampu melawan segala rasa takut untuk mencintai akibat patah hati yang tidak akan pernah sembuh atau hilang sepanjang hidupnya.

Hal yang telah berlalu dan menghancurkan harapan, mimpi indah, rencana masa depan kadang membuat kita merasa asing dikehidupan yang bahkan selama ini tanpa sadar kita lalui, kehilangan seorang yang berharga akan membuat kita merasa ada yang kosong, ada yang hilang dan tak tahu apa akan kembali, pada awalnya kita selalu berharap ia akan kembali, namun seiring dengan berjalannya waktu, semua harapan itu akan hilang dan tidak pernah berharap lagi, tidak akan pernah menginginkannya kembali. kecewa yang berlarut-larut akibat pengharapan yang tidak pernah datang, adalah sebuah persimpangan yang memaksa kita memilih untuk berubah menjadi orang yang baru, atau tetap menjadi diri sendiri dan terus manahan rasa sakit akibat kenangan yang akan selalu terbayang hingga mati rasa dan kebal akan semua hal itu.

Cerita danu membuat kami saling bercerita akan hal yang paling ditakutkan dari apa yang disebut cinta dan kembalinya orang yang dicintai dari masa lalu hingga membuat saya dan Anti lupa untuk mewawancarai Danu soal pekerjaannya, karena kami keburu harus pulang karena sudah terlalu sore, haha dasar bodoh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar